KONSEP
GEOLOGI LINGKUNGAN YANG SESUAI DENGAN SITUASI DAN KONDISI DI INDONESIA
Makalah Ini Disusun untuk Melengkapi
Tugas
Mata Kuliah Geologi Lingkungan
(TKP042)
Disusun
oleh :
FATIH
BAGUS WIDYANA
21040111060026
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu perencanaan wilayah dan kota merupakan modal dasar
bagi pembangunan sebuah kota dan wilayah, yang sangat penting dalam pembangunan
suatu negara. Ilmu ini merupakan perpaduan ilmu-ilmu dasar yang menjelaskan
karakteristik dasar kota dan wilayah yang dipadukan dengan pengetahuan lain dan
rekayasa pembangunan. Ilmu pengetahuan lain yang berkesinambungan yang dipelajari
di Jurusan Perencanaan wilayah dan kota seperti ilmu-ilmu ekonomi, ilmu sosial,
ilmu kependudukan, serta geologi lingkungan.
Dalam
hal ini akan dibahas mengenai ilmu geologi lingkungan. Geologi lingkungan
merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara alam atau lingkungan geologis
(geological environment) dengan aktivitas manusia yang bersifat timbal balik.
Yang dimaksud timbal balik adalah bagaimana proses-proses geologis mempengaruhi
manusia, baik sebagai suatu potensi sumber daya yang dimanfaatkan manusia,
maupun menjadi kendala atau sumber bahaya seperti dalam bentuk bencana alam,
bahaya-bahaya geologis (geological hazard), atau fenomena-fenomena alam lain
yang dianggap mengganggu manusia. Sebaliknya, dibahas juga bagaimana aktivitas
manusia mengganggu kesetimbangan alam yang akhirnya akan mengganggu dan
mempengaruhi manusia sendiri.
Pada dasarnya terdapat 7 konsep yang menjadi dasar dari
geologi lingkungan, yaitu : pada dasarnya bumi adalah sistem yang tertutup;
bumi adalah tempat tinggal yang cocok bagi manusia; perkembangan fisik bumi saat ini telah merubah
keadaan alam dan terus mengalami perubahan; di dalam bumi selalu terjadi
kegiatan yang sebagian besar dapat membahayakan manusia; perencanaan yang sesuai dalam tata
guna lahan dan air menciptakan keseimbangan antara perekonomian dan
variabel lain seperti estetika dan keindahan; dampak penggunaan
lahan semakin menumpuk, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk menerima
dan menanggungnya; komponen dasar dari lingkungan setiap orang adalah faktor
geologi dan pemahaman lingkungan. Ini menyediakan landasan yang komprehensif
daan pandangan dari ilmu bumi dan disiplin ilmu yang berhubungan.
1.2
Maksud dan Tujuan
Makalah
Konsep Geologi Lingkungan yang sesuai dengan situasi dan kondisi di Indonesia ini
dibuat dengan tujuan untuk menjelaskan hubungan antara konsep yang telah ada
dengan kondisi atau keadaan geologis di Indonesia. Sehingga dapat menjadi acuan
bagi para perencana dalam merencanakan suatu kawasan yang ideal.
1.3
Tinjauan Teori
Adanya
suatu pemahaman yang mendasar pada konsep bumi beserta pengaruhnya baik itu
faktor eksternal maupun internal. Manusia sebagai makhluk yang berintelegensi
diantara mkhluk penghuni lainnya di bumi ini sangat berperan dalam pembangunan
yang berwawasan lingkungan sehingga segala resiko dapat dihindari sedini
mungkin. Apalagi, bumi ini
adalah satu-satunya planet yang dihuni manusia. Namun, upaya untuk
mewujudkannya untuk menjadikan bumi ini senyaman mungkin tidaklah semudah itu. Perlu sebuah usaha yang optimal.
BAB II
KAJIAN TEORI
7 konsep dasar mengenai geologi
lingkungan :
1
Konsep Pertama
Pada dasarnya
bumi merupakan suatu sistem tertutup.
“The
earth is essentially a closed system”
Suatu sistem
merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa bagian atau komponen
sehingga membentuk suatu kelompok besar yang menjalankan suatu fungsi tertentu.
Contohnya adalah sistem yang meliputi planet, vulkanik atau daur air. Sebagian
besar sistem saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Contohnya adalah bumi, bumi merupakan sistem yang terdiri dari 4 komponen yaitu
atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan litosfer. Komponen-komponen tersebut saling
berpengaruh dan membentuk permukaan bumi ini. Setiap perubahan yang terjadi
pada suatu bagian akan berimbas pula pada bagian yang lain. Kecenderungan
tersebut merupakan prinsip suatu kesatuan lingkungan.
Contohnya, apabila
terjadi letusan gunung berapi, maka juga dapat mempengaruhi atmosfer, yaitu
karena keluarnya gas vulkanik, dan selain itu juga akan berpengaruh pada
komponen hidrosfer karena akan terjadi hujan pada daerah sekitarnya. Perubahan
pada komponen biosfer dapat merubah kondisi lingkungan juga, dan kadang kondisi
yang curam di daerah lereng dapat menyebabkan erosi atau tanah longsor. Hubungan-hubungan
antar komponen bukanlah sesuatu yang acak, namun dapat dipelajari dengan
mengidentifikasi setiap bagian, yaitu dengan mengetahui bagaimanakah komponen
tersebut dapat mempengaruhi komponen yang lain serta pengaruhnya terhadap
daerah sekitar. Contohnya adalah hidrosfer, daur atau siklus air laut yang
merupakan pengaruh dari cahaya matahari sehingga terjadi evaporasi. Hal
tersebut dapat mempengaruhi kadar air atau kelembaban atmosfer.
Kita sama-sama
mengetahui bahwa bumi tidak statis tetapi lebih bersifat dinamis. Berkembangnya
sistem yang membuat perubahan material dan energi. Terjadi perpindahan energi
dari matahari ke bumi yang mempengaruhi proses-proses dalam kehidupan di bumi,
selama matahari memancarkan energinya ke bumi. Hal ini menunjukkan bahwa bumi
merupakan suatu sistem terbuka karena menerima energi dari luar bumi itu
sendiri.
Namun, jika melihat
daur alamiah yang terjadi di bumi itu sendiri, misalnya daur air dan batuan
maka kita dapat berpikir bahwa bumi adalah suatu sistem tertutup karena adanya
daur yang kontinu dari material-material yang ada di bumi itu. Misalnya, air
laut akan mengalami daur/siklus hidrologi dimana air laut tersebut akan berubah
menjadi uap air yang kemudian menjadi awan, dan kemudian turun kembali ke bumi
sebagai hujan dan pada akhirnya mengalir lagi ke laut. Atau siklus batuan
dimana batuan / sedimen pada akhirnya juga akan menjadi padat.
Oleh karena itu, meskipun nampaknya bumi ini merupakan
suatu sistem terbuka terkait hubungannya dengan energi dan material, tetapi
pada dasarnya bumi adalah suatu sistem tertutup dalam hubungannya dengan
siklus atau daur alami.
Semakin banyaknya
kebutuhan, menyebabkan terbatasnya jumlah sumber daya yang ada. Hal ini akan
terus menerus bertambah karena adanya proses untuk tetap menjaga siklus atau
daur alami. Misalnya, jika kita ingin menjaga sumber daya air di suatu daerah,
kita harus mengetahui proses alami yang mengalirkan air bawah tanah dan juga
air permukaan. Atau jika kita ingin berkonsentrasi pada bahaya dari pembuangan limbah
kimia, maka kita harus mengetahui bagaimana hubungan antara prosedur pembuangan
limbah dengan daur alami untuk memastikan bahwa tidak akan ada kontaminasi
sehingga menjadi bahan kimia yang berbahaya. Oleh karena itu, sangatlah penting
untuk menjaga daur atau siklus alami dan kelangsungan setiap bagian dari siklus
tersebut.
2
Konsep Kedua
Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia,
tetapi sumber daya alamnya terbatas.
“The earth is the only suitable habitat we have and it
resources are limited”
Bumi yang
kita tempati ini merupakan satu-satunya tempat yang cocok untuk kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya karena bumi didukung oleh kondisi yang
memungkinkan untuk berlangsungnya kehidupan yaitu adanya air, udara (dalam hal
ini adalah oksigen), suhu yang sesuai yang memungkinkan terjadinya kehidupan,
adanya lapisan atmosfer yang komposisinya dapat mendukung adanya kehidupan, dan
faktor-faktor lain serta segala sumber daya yang tidak dimiliki oleh planet
ataupun tempat manapun di alam semesta ini.
Namun
sayangnya, sumber daya yang ada di bumi ini baik yang dapat diperbarui
maupun yang tidak dapat diperbarui jumlahnya terbatas jika dibandingkan dengan
jumlah kebutuhan manusia yang semakin hari semakin bertambah. Dewasa ini,
semakin banyak saja pihak-pihak yang melakukan pengekspolitasian sumber daya
alam tanpa memperhatikan upaya pelestariannya. Hal ini adalah suatu hal yang
sangat berbahaya karena dapat menjadi bumerang bagi manusia dan kehidupannya.
Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal harus dapat
menjaga dan melestarikan sumber daya yang ada demi kelangsungan hidup dan
kelangsungan bumi di masa mendatang.
3
Konsep Ketiga
Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang
alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun
buatan.
“Todays physical processes are modifying our landscape and have
operated troughtout much of geologi time. However the magnitudeand frequency of
these processes are subject to natural and artificially induved change”
Proses-proses alam pada saat ini dapat dijadikan
acuan/rujukan untuk mengetahui proses alam yang telah terjadi pada masa lampau,
dan dapat dijadikan prediksi untuk proses alam yang akan terjadi di masa
mendatang. Konsep tersebut adalah konsep dasar dari 'Teori Keseragaman' yang
pertama kali dicetuskan oleh James Hudson pada tahun 1985 dan dinyatakan
kembali oleh Charles Lyell pada awal abad ke-19 yang secara sederhana dapat
dinyatakan sebagai 'The present is the key to past'.
Proses-proses
perubahan yang dapat mengubah bentang alam ini dapat terjadi secara alamiah
ataupun karena perbuatan manusia. Proses yang terjadi secara alamiah ini
contohnya suatu lembah sungai karena terkena erosi secara terus-menerus dan
berkesinambungan dapat berubah atau terangkat menjadi suatu puncak pegunungan.
Atau suatu contoh nyata yaitu peristiwa terpecahnya lempeng benua yang
sebelumnya merupakan suatu kesatuan daratan menjadi beberapa benua dan
pulau-pulau yang ada di bumi pada saat ini, serta adanya fakta bahwa masing-masing
lempeng tersebut mengalami pergerakan secara perlahan-lahan. Fenomena seperti
ini dapat menjadi sukar dipastikan dengan teliti bila hal itu bukan prinsip
kesergaman.
Selain dari proses
alamiah, proses perubahan tersebut juga dapat berasal dari faktor aktivitas
manusia. Namun, besarnya dampak yang ditimbulkan juga tergantung pada aktivitas
itu sendiri. Pada dasarnya, efek dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia itu
dapat dikatakan kecil dalam skala global, tetapi dalam skala lokal efek
tersebut akan sangat teras.
4
Konsep Keempat
Selalu ada
proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
“There have always been earth processes that are hazardous
to people. These natural hazards must be recognized and avoided where possible
and their theart to human life and property must be minimized”
Di bumi ini
terkadang terjadi proses yang dapat membahayakan kehidupan manusia. Proses tersebut terjadi karena aktivitas alamiah bumi itu
sendiri. Proses tersebut ada 2 macam, yaitu :
●
Proses eksogen : jika proses itu terjadi di permukaan
bumi. Contohnya
: erosi, banjir, cuaca, krisis air,
dll.
●
Proses endogen : jika proses itu terjadi di dalam kerak bumi. Contohnya :
aktivitas gunung berapi, gempa bumi, pergeseran lempeng, dll.
Proses-proses tersebut pada umumnya merugikan bagi
kehidupan manusia. Oleh karena itu, kita harus dapat memprediksi untuk
meminimalkan ancaman yang ditimbulkan dari proses alam tersebut.
5
Konsep Kelima
Perencanaan tata guna lahan dan
penggunaan air harus diusahakan agar mendapatkan keseimbangan antara
pertimbangan ekonomi dan penilaian estetika
“Land and water use
planning must strive to obtain in balance between economic considerations and
the less tangible variable such as aesthetics”
Saat ini,
pemandangan alam dapat dianggap sebagai sumber daya alam karena saat ini
keindahan mempunyai nilai yang tinggi dalam kehidupan manusia disamping
nilai-nilai vital lainnya. Pertimbangan faktor abstrak seperti
estetika dewasa ini menjadi lazim, seperti halnya untung rugi. Namun, masih
banyak proyek-proyek yang hanya didasarkan pada pertimbangan keuntungan, tanpa
memperhatikan aspek lingkungan.
Pada kenyataannya memang sulit untuk menyelaraskan antara
pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika. Salah satu cara menyelaraskan pertimbangan
ekonomi dengan penilaian estetika adalah dengan memperhatikan tahap-tahap
berikut :
1. Mengatur skala
tingkat ekonomi dengan menyamakan skala tingkat evolusi estetika
2. Mengembangkan metode
kuantitatif, tentang analisis data yang diperoleh
3. Mengembangkan
teknik pemetaan dan mengembangkan sumbar daya alam yang berestetika tersebut.
6
Konsep Keenam
Efek dari penggunaan tanah sifatnya
kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai
kewajiban untuk menerima dan menanggungnya
“The effects of land use tend to be cumulative, and
therefore we have an obligation to those who follow”
Pada zaman dahulu,
manusia hidup berpindah-pindah. Mereka hidup bergantung kepada alam dengan
mengumpulkan bahan makanan dari tumbuhan dan berburu hewan. Kemudian, seiring
dengan bertambahnya populasi dan kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat
tinggal, mereka mulai membuka daerah baru dan pada akhirnya mereka
mengembangkan pertanian di daerah tersebut. Hal ini diikuti budaya bertempat
tinggal secara menetap/ permanan. Hal ini merupakan contoh awal dari sebuah
penggunaan lahan buatan yang mampu memodifikasi lingkungan alami.
Ini merupakan awal
dari timbulnya masalah-masalah pembuangan limbah, polusi, erosi karena
pembukaan lahan, dsb. Point yang terpenting dari seluruh proses pembangunan
umat manusia adalah peningkatan permintaan pengolongan penggunaan tanah yang
cenderung menjadi kumulatif seiring dengan waktu.
7
Konsep Ketujuh
Komponen dasar dari setiap lingkungan
manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan
wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang
berkaitan.
“The fundamental component of every persons environment is
the geologic factor, and understanding of this environment requires aboard
based comprehension and appreciation of the earth siences and other related
disciplines”
Lingkungan yang
kita tempati ini berkaitan erat dengan ilmu geologi. Secara langsung ataupun
tidak langsung, sadar atau tidak sadar, kehidupan kita dipengaruhi oleh
proses-proses geologi. Untuk memahami tentang lingkungan kita yang kompleks ini
diperlukan bantuan dari disiplin ilmu yang lain, seperti :
· Geomorfologi, adalah ilmu
yang mempelajari tentang bentang alam dan proses pembentukan permukaan bumi.
· Petrologi, adalah ilmu
yang mempelajari tentang batuan dan mineral.
· Sedimentologi, adalah
ilmu yang mempelajari tentang lingkungan sedimen.
· Tektonik, adalah studi
yang mempelajari proses terjadinya cekungan laut, gunung dan kenampakan
struktur alam lainya.
· Hidrologi, adalah studi
yang mempelajari tentang permukaan dan subpermukaan air.
· Pedologi, adalah studi yang mempelajari
tentang tanah.
Geologi
ekonomi, adalah aplikasi tentang penempatan dan pegujian tentang bahan mineral.
BAB
III
PEMBAHASAN
Berdasarkan
konsep-konsep dasar geologi lingkungan yang telah dijelaskan di atas, dapat
kita ketahui bahwa ada beberapa konsep yang sesuai dengan kondisi atau situasi
geologi di Indonesia saat ini. Pada makalah ini penulis ingin sedikit
menjelaskan tentang konsep keempat.
Selalu ada proses alam
yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
“There have
always been earth processes that are hazardous to people. These natural hazards
must be recognized and avoided where possible and their theart to human life
and property must be minimized”
Menurut UU No. 24
tahun 2007 mendefinisikan bencana sebagai “peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor
manusiasehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis”. Sementara Asian Disaster Preparedness
Center (ADPC) mendefinisikan bencana dalam formulasi “The serious
disruption of the functioning of society, causing widespread human, material or
environmental losses, which exceed the ability of the affected communities to
cope using their own resources” (Abarquez & Murshed, 2004).
Proses alamiah yang terjadi pada alam
akan terus berlangsung karena bumi pada hakikatnya akan selalu bersifat
dinamis. Perubahan bentuk muka bumi akan terus berlangsung, mulai dari
terbentuknya dataran tinggi, dataran rendah, pegunungan, lembah, proses
pelapukan, sedimentasi, ataupun erosi. Pergeseran lempeng bumi yang
mengakibatkan gempa bumi atau mungkin selanjutnya menjadi tsunami, aktivitas
gunung berapi yang kemudian dapat menyebabkan letusan dari gunung tersebut
ataupun badai merupakan contoh perubahan yang terjadi akibat proses alam.
Perubahan-perubahan yang terjadi tidak selamanya aman, namun dapat membahayakan
kehidupan manusia.
Secara
geografis Indonesia terletak di daerah katulistiwa dengan morfologi yang
beragam dari
daratan sampai pegunungan tinggi. Keragaman morfologi ini banyak
dipengaruhi oleh
faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas pergerakan lempeng
tektonik aktif
di sekitar perairan Indonesia diantaranya adalah lempeng Eurasia, Australia
dan lempeng
Dasar Samudera Pasifik. Pergerakan lempeng-lempeng tektonik tersebut
menyebabkan
terbentuknya jalur gempa bumi, rangkaian gunung api aktif serta patahanpatahan
geologi yang merupakan zona rawan bencana gempa bumi dan tanah longsor.
Berbagai
potensi bencana itu terus membayangi, seperti tsunami, gempa bumi, letusan
gunung api, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya.
Kepala
Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo
Purwo Nugroho, Rabu (10/08) mengatakan, fakta bahwa Indonesia adalah kawasan
dengan potensi bencana yang tinggi merupakan hasil kajian dari Badan PBB untuk
Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UNISDR).
Data
UNISDR itu menyebutkan, dalam paparan terhadap penduduk atau jumlah manusia
yang ada di daerah yang mungkin kehilangan nyawa karena bencana, risiko bencana
yang dihadapi Indonesia sangat lah tinggi.
Sutopo
menerangkan, untuk potensi bencana tsunami, Indonesia menempati peringkat
pertama dari 265 negara di dunia yang disurvei badan PBB itu. Resiko ancaman
tsunami di Indonesia bahkan lebih tinggi dibandingkan Jepang. Dalam
itung-itungan UNISDR, kata Sutopo, ada 5.402.239 orang yang berpotensi terkena
dampaknya.
Demikian
pula untuk bencana tanah longsor. Sutopo menyebut Indonesia adalah negara
dengan resiko paling tinggi tertimpa bencana tanah longsor dibandingkan
dengan 162 negara yang mempunyai potensi bencana yang sama. Badan PBB itu
memprediksi ada 197.372 orang yang berpotensi terkena dampaknya.
Sedangkan
untuk potensi bencana gempa bumi, Indonesia berada di urutan ketiga dunia dalam
potensi bahaya ini dibandingkan dengan 153 negara yang mempunyai potensi
bencana yang sama. Sedangkan resiko potensi korban mencapai 11.056.806 orang.
Untuk kategori bencana bencana banjir,
Indonesia ada di posisi 6 besar dunia. Indonesia menduduki peringkat ke-6 dari
162 negara dengan resiko yang sama. Dalam itung-itungan UNISDR ada
1.101.507 orang yang berpotensi terkena dampaknya.
BAB
IV
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas penulis mengungkapkan bahwa dalam 7 konsep dasar geologi
lingkungan terdapat beberapa yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada di
Indonesia, namun satu yang paling menonjol yaitu konsep dasar ke empat yang
berbunyi Selalu ada proses
alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia. Disamping melimpahnya Sumber
Daya Alam dan keanekaragaman hayatinya, negara kita sangat dekat dengan bahaya
alam yang mengancam karena memang letak geografisnya yang berada di garis
khatulistiwa dan pada morfologi pegunungan tinggi.
2.
Saran
1.
Ancaman bahaya bencana alam di Indonesia membuat kita
harus senantiasa waspada dan antisipasi serta mengatur strategi bagaimana
caranya agar bisa terhindar dari bahaya.
2.
Menjaga keseimbangan alam di bumi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://blog.sivitas.lipi.go.id.
“Konsep
Geologi Lingkungan” . dalam Google. Diunduh Rabu,14 Maret 2012
http://geoling7.blogspot.com. “Bumi adalah satu-satunya
tempat kehidupan manusia, tetapi sumber daya alamnya terbatas”. Dalam Google.
Diunduh Rabu,14 Maret 2012
Keller, A. E.
1978. Environmental Geology.Colombus Ohio: Charles E. Merril
Publishing Company Colombus Ohio.
Noor,
Djauhari. 2006. Geologi Lingkungan. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta