Minggu, 18 Maret 2012

7 Konsep Geologi Lingkungan


KONSEP GEOLOGI LINGKUNGAN YANG SESUAI DENGAN SITUASI DAN KONDISI DI INDONESIA
Makalah Ini Disusun untuk Melengkapi Tugas
Mata Kuliah Geologi Lingkungan
(TKP042)

                                                      

Disusun oleh :
FATIH BAGUS WIDYANA
21040111060026

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
   BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Ilmu perencanaan wilayah dan kota merupakan modal dasar bagi pembangunan sebuah kota dan wilayah, yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara. Ilmu ini merupakan perpaduan ilmu-ilmu dasar yang menjelaskan karakteristik dasar kota dan wilayah yang dipadukan dengan pengetahuan lain dan rekayasa pembangunan. Ilmu pengetahuan lain yang berkesinambungan yang dipelajari di Jurusan Perencanaan wilayah dan kota seperti ilmu-ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu kependudukan, serta geologi lingkungan.
Dalam hal ini akan dibahas mengenai ilmu geologi lingkungan. Geologi lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara alam atau lingkungan geologis (geological environment) dengan aktivitas manusia yang bersifat timbal balik. Yang dimaksud timbal balik adalah bagaimana proses-proses geologis mempengaruhi manusia, baik sebagai suatu potensi sumber daya yang dimanfaatkan manusia, maupun menjadi kendala atau sumber bahaya seperti dalam bentuk bencana alam, bahaya-bahaya geologis (geological hazard), atau fenomena-fenomena alam lain yang dianggap mengganggu manusia. Sebaliknya, dibahas juga bagaimana aktivitas manusia mengganggu kesetimbangan alam yang akhirnya akan mengganggu dan mempengaruhi manusia sendiri.
Pada dasarnya terdapat 7 konsep yang menjadi dasar dari geologi lingkungan, yaitu : pada dasarnya bumi adalah sistem yang tertutup; bumi adalah tempat tinggal yang cocok bagi manusia; perkembangan fisik bumi saat ini telah merubah keadaan alam dan terus mengalami perubahan; di dalam bumi selalu terjadi kegiatan yang sebagian besar dapat membahayakan manusia; perencanaan yang sesuai dalam tata guna lahan dan air menciptakan   keseimbangan antara perekonomian dan variabel lain seperti estetika dan keindahan; dampak penggunaan lahan semakin menumpuk, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk menerima dan menanggungnya; komponen dasar dari lingkungan setiap orang adalah faktor geologi dan pemahaman lingkungan. Ini menyediakan landasan yang komprehensif daan pandangan dari ilmu bumi dan disiplin ilmu yang berhubungan.
1.2   Maksud dan Tujuan
Makalah Konsep Geologi Lingkungan yang sesuai dengan situasi dan kondisi di Indonesia ini dibuat dengan tujuan untuk menjelaskan hubungan antara konsep yang telah ada dengan kondisi atau keadaan geologis di Indonesia. Sehingga dapat menjadi acuan bagi para perencana dalam merencanakan suatu kawasan yang ideal.
1.3   Tinjauan Teori
Adanya suatu pemahaman yang mendasar pada konsep bumi beserta pengaruhnya baik itu faktor eksternal maupun internal. Manusia sebagai makhluk yang berintelegensi diantara mkhluk penghuni lainnya di bumi ini sangat berperan dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan sehingga segala resiko dapat dihindari sedini mungkin. Apalagi, bumi ini adalah satu-satunya planet yang dihuni manusia. Namun, upaya untuk mewujudkannya untuk menjadikan bumi ini senyaman mungkin tidaklah semudah itu. Perlu  sebuah usaha yang optimal.









BAB II
KAJIAN TEORI
7 konsep dasar mengenai geologi lingkungan :
1        Konsep Pertama
Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
The earth is essentially a closed system”

Suatu sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa bagian atau komponen sehingga membentuk suatu kelompok besar yang menjalankan suatu fungsi tertentu. Contohnya adalah sistem yang meliputi planet, vulkanik atau daur air. Sebagian besar sistem saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya adalah bumi, bumi merupakan sistem yang terdiri dari 4 komponen yaitu atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan litosfer. Komponen-komponen tersebut saling berpengaruh dan membentuk permukaan bumi ini. Setiap perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan berimbas pula pada bagian yang lain. Kecenderungan tersebut merupakan prinsip suatu kesatuan lingkungan.
Contohnya, apabila terjadi letusan gunung berapi, maka juga dapat mempengaruhi atmosfer, yaitu karena keluarnya gas vulkanik, dan selain itu juga akan berpengaruh pada komponen hidrosfer karena akan terjadi hujan pada daerah sekitarnya. Perubahan pada komponen biosfer dapat merubah kondisi lingkungan juga, dan kadang kondisi yang curam di daerah lereng dapat menyebabkan erosi atau tanah longsor. Hubungan-hubungan antar komponen bukanlah sesuatu yang acak, namun dapat dipelajari dengan mengidentifikasi setiap bagian, yaitu dengan mengetahui bagaimanakah komponen tersebut dapat mempengaruhi komponen yang lain serta pengaruhnya terhadap daerah sekitar. Contohnya adalah hidrosfer, daur atau siklus air laut yang merupakan pengaruh dari cahaya matahari sehingga terjadi evaporasi. Hal tersebut dapat mempengaruhi kadar air atau kelembaban atmosfer.
Kita sama-sama mengetahui bahwa bumi tidak statis tetapi lebih bersifat dinamis. Berkembangnya sistem yang membuat perubahan material dan energi. Terjadi perpindahan energi dari matahari ke bumi yang mempengaruhi proses-proses dalam kehidupan di bumi, selama matahari memancarkan energinya ke bumi. Hal ini menunjukkan bahwa bumi merupakan suatu sistem terbuka karena menerima energi dari luar bumi itu sendiri.
Namun, jika melihat daur alamiah yang terjadi di bumi itu sendiri, misalnya daur air dan batuan maka kita dapat berpikir bahwa bumi adalah suatu sistem tertutup karena adanya daur yang kontinu dari material-material yang ada di bumi itu. Misalnya, air laut akan mengalami daur/siklus hidrologi dimana air laut tersebut akan berubah menjadi uap air yang kemudian menjadi awan, dan kemudian turun kembali ke bumi sebagai hujan dan pada akhirnya mengalir lagi ke laut. Atau siklus batuan dimana batuan / sedimen pada akhirnya juga akan menjadi padat. Oleh karena itu, meskipun nampaknya bumi ini merupakan suatu sistem terbuka terkait hubungannya dengan energi dan material, tetapi pada dasarnya  bumi adalah suatu sistem tertutup dalam hubungannya dengan siklus atau daur alami.
Semakin banyaknya kebutuhan, menyebabkan terbatasnya jumlah sumber daya yang ada. Hal ini akan terus menerus bertambah karena adanya proses untuk tetap menjaga siklus atau daur alami. Misalnya, jika kita ingin menjaga sumber daya air di suatu daerah, kita harus mengetahui proses alami yang mengalirkan air bawah tanah dan juga air permukaan. Atau jika kita ingin berkonsentrasi pada bahaya dari pembuangan limbah kimia, maka kita harus mengetahui bagaimana hubungan antara prosedur pembuangan limbah dengan daur alami untuk memastikan bahwa tidak akan ada kontaminasi sehingga menjadi bahan kimia yang berbahaya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjaga daur atau siklus alami dan kelangsungan setiap bagian dari siklus tersebut.

2        Konsep Kedua
Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, tetapi sumber daya alamnya terbatas.
“The earth is the only suitable habitat we have and it resources are limited”

Bumi yang kita tempati ini merupakan satu-satunya tempat yang cocok untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena bumi didukung oleh kondisi yang memungkinkan untuk berlangsungnya kehidupan yaitu adanya air, udara (dalam hal ini adalah oksigen), suhu yang sesuai yang memungkinkan terjadinya kehidupan, adanya lapisan atmosfer yang komposisinya dapat mendukung adanya kehidupan, dan faktor-faktor lain serta segala sumber daya yang tidak dimiliki oleh planet ataupun tempat manapun di alam semesta ini.
Namun sayangnya, sumber daya yang ada di bumi ini baik yang dapat  diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui jumlahnya terbatas jika dibandingkan dengan jumlah kebutuhan manusia yang semakin hari semakin bertambah. Dewasa ini, semakin banyak saja pihak-pihak yang melakukan pengekspolitasian sumber daya alam tanpa memperhatikan upaya pelestariannya. Hal ini adalah suatu hal yang sangat berbahaya karena dapat menjadi bumerang bagi manusia dan kehidupannya. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal harus dapat menjaga dan melestarikan sumber daya yang ada demi kelangsungan hidup dan kelangsungan bumi di masa mendatang.
3        Konsep Ketiga
Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
“Todays physical processes are modifying our landscape and have operated troughtout much of geologi time. However the magnitudeand frequency of these processes are subject to natural and artificially induved change”

Proses-proses alam pada saat ini dapat dijadikan acuan/rujukan untuk mengetahui proses alam yang telah terjadi pada masa lampau, dan dapat dijadikan prediksi untuk proses alam yang akan terjadi di masa mendatang. Konsep tersebut adalah konsep dasar dari 'Teori Keseragaman' yang pertama kali dicetuskan oleh James Hudson pada tahun 1985 dan dinyatakan kembali oleh Charles Lyell pada awal abad ke-19 yang secara sederhana dapat dinyatakan sebagai 'The present is the key to past'.
Proses-proses perubahan yang dapat mengubah bentang alam ini dapat terjadi secara alamiah ataupun karena perbuatan manusia. Proses yang terjadi secara alamiah ini contohnya suatu lembah sungai karena terkena erosi secara terus-menerus dan berkesinambungan dapat berubah atau terangkat menjadi suatu puncak pegunungan. Atau suatu contoh nyata yaitu peristiwa terpecahnya lempeng benua yang sebelumnya merupakan suatu kesatuan daratan menjadi beberapa benua dan pulau-pulau yang ada di bumi pada saat ini, serta adanya fakta bahwa masing-masing lempeng tersebut mengalami pergerakan secara perlahan-lahan. Fenomena seperti ini dapat menjadi sukar dipastikan dengan teliti bila hal itu bukan prinsip kesergaman.
Selain dari proses alamiah, proses perubahan tersebut juga dapat berasal dari faktor aktivitas manusia. Namun, besarnya dampak yang ditimbulkan juga tergantung pada aktivitas itu sendiri. Pada dasarnya, efek dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia itu dapat dikatakan kecil dalam skala global, tetapi dalam skala lokal efek tersebut akan sangat teras.
4        Konsep Keempat
Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
There have always been earth processes that are hazardous to people. These natural hazards must be recognized and avoided where possible and their theart to human life and property must be minimized”

Di bumi ini terkadang terjadi proses yang dapat membahayakan kehidupan manusia. Proses tersebut terjadi karena aktivitas alamiah bumi itu sendiri. Proses tersebut ada 2 macam, yaitu :
●    Proses eksogen : jika proses itu terjadi di permukaan bumi. Contohnya : erosi, banjir,     cuaca, krisis air, dll.
●    Proses endogen : jika proses itu terjadi di dalam kerak bumi. Contohnya : aktivitas gunung berapi, gempa bumi, pergeseran lempeng, dll.
Proses-proses tersebut pada umumnya merugikan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, kita harus dapat memprediksi untuk meminimalkan ancaman yang ditimbulkan dari proses alam tersebut.
5        Konsep Kelima
Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan agar mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dan penilaian estetika
“Land and water use planning must strive to obtain in balance between economic considerations and the less tangible variable such as aesthetics”

Saat ini, pemandangan alam dapat dianggap sebagai sumber daya alam karena saat ini keindahan mempunyai nilai yang tinggi dalam kehidupan manusia disamping nilai-nilai vital lainnya. Pertimbangan faktor abstrak seperti estetika dewasa ini menjadi lazim, seperti halnya untung rugi. Namun, masih banyak proyek-proyek yang hanya didasarkan pada pertimbangan keuntungan, tanpa memperhatikan aspek lingkungan.
Pada kenyataannya memang sulit untuk menyelaraskan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika. Salah satu cara menyelaraskan pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika adalah dengan memperhatikan tahap-tahap berikut :
1.   Mengatur skala tingkat ekonomi dengan menyamakan skala tingkat evolusi estetika
2.   Mengembangkan metode kuantitatif,  tentang analisis data yang diperoleh
3.   Mengembangkan teknik pemetaan dan mengembangkan sumbar daya alam yang berestetika tersebut.
6        Konsep Keenam
Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai  kewajiban untuk menerima dan menanggungnya
“The effects of land use tend to be cumulative, and therefore we have an obligation to those who follow”
Pada zaman dahulu, manusia hidup berpindah-pindah. Mereka hidup bergantung kepada alam dengan mengumpulkan bahan makanan dari tumbuhan dan berburu hewan. Kemudian, seiring dengan bertambahnya populasi dan kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal, mereka mulai membuka daerah baru dan pada akhirnya mereka mengembangkan pertanian di daerah tersebut. Hal ini diikuti budaya bertempat tinggal secara menetap/ permanan. Hal ini merupakan contoh awal dari sebuah penggunaan lahan buatan yang mampu memodifikasi lingkungan alami.
Ini merupakan awal dari timbulnya masalah-masalah pembuangan limbah, polusi, erosi karena pembukaan lahan, dsb. Point yang terpenting dari seluruh proses pembangunan umat manusia adalah peningkatan permintaan pengolongan penggunaan tanah yang cenderung menjadi kumulatif seiring dengan waktu.
7        Konsep Ketujuh
Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang berkaitan.
“The fundamental component of every persons environment is the geologic factor, and understanding of this environment requires aboard based comprehension and appreciation of the earth siences and other related disciplines”
Lingkungan yang kita tempati ini berkaitan erat dengan ilmu geologi. Secara langsung ataupun tidak langsung, sadar atau tidak sadar, kehidupan kita dipengaruhi oleh proses-proses geologi. Untuk memahami tentang lingkungan kita yang kompleks ini diperlukan bantuan dari disiplin ilmu yang lain, seperti :
·         Geomorfologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang bentang alam dan proses pembentukan permukaan bumi.
·         Petrologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan dan mineral.
·         Sedimentologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan sedimen.
·         Tektonik, adalah studi yang mempelajari proses terjadinya cekungan laut, gunung dan kenampakan struktur alam lainya.
·         Hidrologi, adalah studi yang mempelajari tentang permukaan dan subpermukaan air.
·            Pedologi, adalah studi yang mempelajari tentang tanah.
Geologi ekonomi, adalah aplikasi tentang penempatan dan pegujian tentang bahan mineral.




          


























BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan konsep-konsep dasar geologi lingkungan yang telah dijelaskan di atas, dapat kita ketahui bahwa ada beberapa konsep yang sesuai dengan kondisi atau situasi geologi di Indonesia saat ini. Pada makalah ini penulis ingin sedikit menjelaskan tentang konsep keempat.
Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
There have always been earth processes that are hazardous to people. These natural hazards must be recognized and avoided where possible and their theart to human life and property must be minimized”

Menurut UU No. 24 tahun 2007 mendefinisikan bencana sebagai “peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusiasehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis”.  Sementara Asian Disaster Preparedness Center (ADPC) mendefinisikan bencana dalam formulasi “The serious disruption of the functioning of society, causing widespread human, material or environmental losses, which exceed the ability of the affected communities to cope using their own resources” (Abarquez & Murshed, 2004).
Proses alamiah yang terjadi pada alam akan terus berlangsung karena bumi pada hakikatnya akan selalu bersifat dinamis. Perubahan bentuk muka bumi akan terus berlangsung, mulai dari terbentuknya dataran tinggi, dataran rendah, pegunungan, lembah, proses pelapukan, sedimentasi, ataupun erosi. Pergeseran lempeng bumi yang mengakibatkan gempa bumi atau mungkin selanjutnya menjadi tsunami, aktivitas gunung berapi yang kemudian dapat menyebabkan letusan dari gunung tersebut ataupun badai merupakan contoh perubahan yang terjadi akibat proses alam. Perubahan-perubahan yang terjadi tidak selamanya aman, namun dapat membahayakan kehidupan manusia.
Secara geografis Indonesia terletak di daerah katulistiwa dengan morfologi yang
beragam dari daratan sampai pegunungan tinggi. Keragaman morfologi ini banyak
dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas pergerakan lempeng
tektonik aktif di sekitar perairan Indonesia diantaranya adalah lempeng Eurasia, Australia
dan lempeng Dasar Samudera Pasifik. Pergerakan lempeng-lempeng tektonik tersebut
menyebabkan terbentuknya jalur gempa bumi, rangkaian gunung api aktif serta patahanpatahan geologi yang merupakan zona rawan bencana gempa bumi dan tanah longsor.
Berbagai potensi bencana itu terus membayangi, seperti tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (10/08) mengatakan, fakta bahwa Indonesia adalah kawasan dengan potensi bencana yang tinggi merupakan hasil kajian dari Badan PBB untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UNISDR).  
Data UNISDR itu menyebutkan, dalam paparan terhadap penduduk atau jumlah manusia yang ada di daerah yang mungkin kehilangan nyawa karena bencana, risiko bencana yang dihadapi Indonesia sangat lah tinggi.
Sutopo menerangkan, untuk potensi bencana tsunami, Indonesia menempati peringkat pertama dari 265 negara di dunia yang disurvei badan PBB itu. Resiko ancaman tsunami di Indonesia bahkan lebih tinggi dibandingkan Jepang. Dalam itung-itungan UNISDR, kata Sutopo,  ada 5.402.239 orang yang berpotensi terkena dampaknya.
Demikian pula untuk bencana tanah longsor. Sutopo menyebut Indonesia adalah negara dengan resiko paling tinggi tertimpa bencana tanah longsor  dibandingkan dengan 162 negara yang mempunyai potensi  bencana yang sama. Badan PBB itu memprediksi ada 197.372 orang yang berpotensi terkena dampaknya.
Sedangkan untuk potensi bencana gempa bumi, Indonesia berada di urutan ketiga dunia dalam potensi bahaya ini dibandingkan dengan 153 negara yang mempunyai potensi bencana yang sama. Sedangkan resiko potensi korban mencapai 11.056.806 orang.
Untuk kategori bencana bencana banjir, Indonesia ada di posisi 6 besar dunia. Indonesia menduduki peringkat ke-6 dari 162 negara dengan resiko yang sama. Dalam itung-itungan UNISDR ada  1.101.507 orang yang berpotensi terkena dampaknya.

BAB IV
PENUTUP
1.     Kesimpulan
Dari pembahasan diatas penulis mengungkapkan bahwa dalam 7 konsep dasar geologi lingkungan terdapat beberapa yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada di Indonesia, namun satu yang paling menonjol yaitu konsep dasar ke empat yang berbunyi Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia. Disamping melimpahnya Sumber Daya Alam dan keanekaragaman hayatinya, negara kita sangat dekat dengan bahaya alam yang mengancam karena memang letak geografisnya yang berada di garis khatulistiwa dan pada morfologi pegunungan tinggi.
2.     Saran
1.            Ancaman bahaya bencana alam di Indonesia membuat kita harus senantiasa waspada dan antisipasi serta mengatur strategi bagaimana caranya agar bisa terhindar dari bahaya.
2.            Menjaga keseimbangan alam di bumi.









DAFTAR PUSTAKA
http://blog.sivitas.lipi.go.id. “Konsep Geologi Lingkungan” . dalam Google. Diunduh Rabu,14  Maret 2012
http://geoling7.blogspot.com. “Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, tetapi sumber daya alamnya terbatas”. Dalam Google. Diunduh Rabu,14 Maret 2012
http://www.bnpb.go.id/. Diunduh Rabu,14 Maret 2012
http://www.politikindonesia.com/. “Potensi Bencana Indonesia Ranking 1 Dunia”. Dalam Google. Diunduh Rabu,14 Maret 2012
Keller, A. E. 1978. Environmental Geology.Colombus Ohio: Charles E. Merril Publishing Company Colombus Ohio.
Noor, Djauhari. 2006. Geologi Lingkungan. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar