Relevansi Lahan
Pertanian Sayuran di Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang terhadap teori Thunen
Teori Von Thunen menjelaskan mengenai teori sewa ( teory of
rent ) terhadap lokasi tertentu.
Von Thunen menggunakan tanah pertanian sebagai contoh kasusnya
dengan menggambarkan bahwa perbedaan ongkos transportasi tiap komoditas
pertanian dari tempat produksi ke pasar terdekat mempengaruhi jenis penggunaan
tanah yang ada di suatu daerah. Teori ini memperhatikan jarak tempuh antara
daerah produksi dan pasar, pola tersebut memasukkan variable keawetan, berat,
dan harga dari berbagai komoditas pertanian. Apabila daerah produksi berada
dekat dari pasar maka tingkat sewa lahan lebih mahal dan juga sebaliknya,
apabila daerah produksi jauh dari pasar, maka tingkat sewa lahan lebih murah.
Kecamatan
Sawangan berada pada dataran tinggi di area Gunung Merapi yang merupakan daerah
produksi sayuran seperti kubis,wortel,kentang,brokoli,selada,dll. Sedangkan daerah pemasarannya berada di Pasar
Rejowinangun sebagai pasar induk Kota Magelang yang berjarak 15 meter dari
lokasi pertanian.
Berdasarkan
kondisi ekisting pertanian Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang, kondisi yang
sudah tidak relevan terhadap teori sewa tanah seperti :
1.
Perkembangan pesat pada sarana prasarana jalan
maupun transportasinya sehingga pendistribusian hasil pertanian ke pasar induk Rejowinangun
mudah dan relatif murah.
2.
Sewa lahan yang
tinggi didaerah pertanian Kec.Sawangan karena daerah yang berdekatan dengan
objek wisata Ketep.
Sedangkan hal yang tidak
relevan adalah :
Produksi pertanian didaerah
Sawangan merupakan pertanian berciri sama (homogenous) berupa tanaman sayur
mayur segar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar