Selasa, 02 Oktober 2012

STUDI KASUS RELEVANSI TEORI VON THUNEN TERHADAP LAHAN PERTANIAN SAYURAN DI KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG


Relevansi Lahan Pertanian Sayuran di Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang terhadap teori Thunen

         Teori Von Thunen menjelaskan mengenai teori sewa ( teory of rent ) terhadap lokasi tertentu. Von Thunen menggunakan tanah pertanian sebagai contoh kasusnya dengan menggambarkan bahwa perbedaan ongkos transportasi tiap komoditas pertanian dari tempat produksi ke pasar terdekat mempengaruhi jenis penggunaan tanah yang ada di suatu daerah. Teori ini memperhatikan jarak tempuh antara daerah produksi dan pasar, pola tersebut memasukkan variable keawetan, berat, dan harga dari berbagai komoditas pertanian. Apabila daerah produksi berada dekat dari pasar maka tingkat sewa lahan lebih mahal dan juga sebaliknya, apabila daerah produksi jauh dari pasar, maka tingkat sewa lahan lebih murah.
         Kecamatan Sawangan berada pada dataran tinggi di area Gunung Merapi yang merupakan daerah produksi sayuran seperti kubis,wortel,kentang,brokoli,selada,dll. Sedangkan daerah pemasarannya berada di Pasar Rejowinangun sebagai pasar induk Kota Magelang yang berjarak 15 meter dari lokasi pertanian.
Berdasarkan kondisi ekisting pertanian Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang, kondisi yang sudah tidak relevan terhadap teori sewa tanah seperti :
1.       Perkembangan pesat pada sarana prasarana jalan maupun transportasinya sehingga pendistribusian hasil pertanian ke pasar induk Rejowinangun mudah dan relatif murah.
2.      Sewa lahan yang tinggi didaerah pertanian Kec.Sawangan karena daerah yang berdekatan dengan objek wisata Ketep.
Sedangkan hal yang tidak relevan adalah :
Produksi pertanian didaerah Sawangan merupakan pertanian berciri sama (homogenous) berupa tanaman sayur mayur segar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar